MB alias Basri (52) diringkus pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri pada Jumat (24/4) kemarin. Ia diringkus tepatnya di Jalan Pajaiyyang, Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
Basri dikenal sebagai ustaz pengelola pondok pesantren Tanfidzul Al Quran di RT 1 RW 9 Kelurahan Sudiang Raya. Ternyata pria ini sudah lama menjadi incaran petugas Ia sebenarnya sejak Juli 2014 hendak di tangkap karena ada informasi telah mempengaruhi santri dengan paham radikal, namun karena belum cukup bukti, polisi tak berani menahannya.
Warga di sekitar pondok pesantren mengatakan, Basri sering berceramah mengampanyekan pendirian negara Islam dan pendukung gerakan ISIS. Pada Minggu (20/3) Basri dan pihak pesantren melakukan pertemuan yang dihadiri puluhan orang, wartawan diundang untuk meliput, namun beberapa diantaranya diperlakukan kasar oleh santri, diusir dan diteriaki dengan kata-kata “kafir”.
Basri ditangkap lewat penyergapan, Jumat (24/4) saat mengendarai sepeda motor pulang dari belanja kebutuhan dapur. Dua unit mobil berisi pasukan Densus menghadangnya hingga terjatuh dari sepeda motor. Saksi mata di lokasi kejadian semula mengira kejadian itu akibat kecelakaan lalu lintas, mereka hendak menolong. Namun petugas mengarahkan senjatanya dan memerinta mereka untuk menjauh.
Petugas mengatakan ada empat alasan menangkap Basri. Pertama ia terlibat jaringan teroris Indonesia, kedua mengetahui rencana pengeboman Gubernur Sulsel November 2011, ketiga memfasilitasi pemberangkatan WNI bergabung ISIS ke Suriah dan keempat menampung DPO teroris di Makassar.
Usai penangkapan, Basri diterbangkan ke Jakarta dan dibawa ke Mabes Polri untuk pengusutan berbagai kasus, baik terkait teroris maupun gerakan ISIS.
No comments:
Post a Comment