Utang pemerintah bertambah lagi menjadi Rp 2.744,36 triliun per Februari 2015. Angka itu berarti meningkat hingga Rp 42 triliun dibandingkan posisi utang pemerintah per akhir Januari yang sebesar Rp 2.702,29 triliun.
Secara total, dalam dua bulan pertama tahun 2015, utang pemerintah sudah bertambah hingga Rp 139,43 triliun. Sebagai catatan, utang pemerintah per akhir tahun 2014 sebesar Rp 2.604,93 triliun.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan yang dikutip Senin, (23/2/2015), utang pemerintah yang sebesar Rp 2.744,36 triliun itu didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN). SBN tercatat sebanyak Rp 2.053,61 triliun (74,8%), sementara sisanya adalah pinjaman sebesar Rp 690,75 triliun (25,2%).
Dari sisi kreditur, Jepang tercatat negara pemberi utangan terbesar kepada Indonesia dengan porsi hingga 32 persen. Sedangkan Bank Dunia tercatat sebagai lembaga multilateral pemberi utang terbesar dengan porsi 26 persen, disusul ADB sebesar 16%.
"Pinjaman luar negeri dari multilateral (Bank Dunia dan ADB) dan bilateral (Jepang) merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang," demikian keterangan dari paparan Kementerian Keuangan.
Terkait pembayaran utang, pemerintah mengeluarkan Rp 18,504 triliun untuk membayar pokok utang dan bunga selama Februari 2015. Dalam APBN 2015, pemerintah menganggarkan Rp 413,946 triliun untuk pembayaran pokok utang dan bunga.
No comments:
Post a Comment