Ads (728x90)

Saturday 25 April 2015

Cahayapoker-Jokowi di KAA Inkonsisten dengan Hukuman Mati



Peneliti Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Erasmus Napitupulu mengatakan, pidato Presiden Joko Widodo yang menyentuh kemanusiaan dan menolak ketidakadilan pada Konferensi Asia Afrika (KAA) beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan kenyataan rencana hukuman mati yang akan dilakukan pemerintah.

"Pidato yang banyak dipuji oleh negara sahabat dan warga negara Indonesia ini ternyata tidak bertahan lama dalam tataran praktik, di Indonesia, hak untuk hidup, hak atas keadilan dan kemanusiaan masih bias," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jum'at (24/4).

Erasmus memandang, langkah pemerintah di bawah Presiden Jokowi dalam melanjutkan rangkaian eksekusi mati bertolakbelakang dengan isi pidato tersebut. Dalam pidato pembukaan KAA pada Rabu (22/04) lalu itu, Jokowi berbicara lantang mengenai hak hidup.

Namun sehari kemudian Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejaksaan Agung, menerbitkan surat perintah pelaksanaan eksekusi mati kepada jaksa eksekutor terhadap sepuluh terpidana mati gelombang kedua. "Surat tersebut diterima oleh Jaksa Eksekutor pada pada 23 April 2015, satu hari setelah Presiden Joko Widodo dipuji karena pidato kemanusiaannya," imbuhnya.

"ICJR menilai bahwa banyak aspek yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah Joko Widodo apabila akan menjalankan eksekusi mati. Berdasarkan penelusuran ICJR, Indonesia masih bermasalah denga problem fair trial, pidana mati yang dijatuhkan pada para terpidana mati banyak yang tidak memenuhi standar peradilan yang adil," beber Erasmus.

Dalam beberapa contoh kasus, Zainal Abidin misalnya, dirinya terindikasi disiksa dan diintimidasi oleh penyidik, tidak didampingi kuasa hukum atau tidak mendapatkan bantuan hukum yang layak dari negara pada awal interogasi, saksi yang diajukan diruang sidang juga sangat minim.

Selain Zaenal, terdapat sembilan terpidana mati lainnya seperti adalah Martin Anderson alias Belo, Raheem Agbajee Salame, Rodrigo Gularte, Mary Jane Fiesta Veloso, Andrew Chan, Myuran Sukumaran, Serge Areski Atlaoi, Okwudili Oyatanze, Sylvester Obiekwe Nwolise.

Hizbul Ridho/Yustinus Paat/YUD

No comments:

Post a Comment