Ads (728x90)

Saturday 18 April 2015

Indonesia Memimpin Kerjasama Internasional Melalui AAC


Perayaan ulang tahun ke-60 Konferensi Asia Afrika (AAC) dapat berfungsi sebagai peluang bagi Indonesia untuk memimpin kerja sama pembangunan global, khususnya di kalangan anggota AAC, menurut pengamat ekonomi.

"Indonesia harus merebut kesempatan untuk memanfaatkan forum peringatan ulang tahun ke-60 dari AAC untuk memimpin kerjasama pembangunan dunia, khususnya di kalangan negara-negara anggota AAC," Pengamat ekonomi Profesor Armida Salsiah Alisjahbana Bisnis dan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran menyatakan pada hari Jumat.

Dia mencatat bahwa pembangunan dapat dilakukan melalui Kerjasama Selatan-Selatan atau melalui kerjasama segitiga, yang merupakan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara berkembang yang difasilitasi oleh kemitraan multilateral dan bilateral.

Armida mengatakan bahwa agenda kerjasama harus konkrit dan dapat diterapkan seperti kerjasama pembangunan infrastruktur.

Selain infrastruktur, kerja sama bisa juga berhubungan dengan berbagai forum global yang sedang merumuskan agenda pembangunan.

"Langkah selanjutnya adalah kerjasama paralel, yang menawarkan peluang bisnis," katanya.

Armida menyatakan bahwa pengaruh Indonesias dipandang sebagai positif dalam forum-forum global, katanya.

"Indonesia sekarang menjadi negara berkembang dan dihormati oleh forum-forum global. Pandangan Its didengar," tambah profesor.

Menurut Armida, kehadiran Indonesia di forum dunia juga harus ditingkatkan, terutama perannya dalam perdebatan tentang isu-isu regional dan internasional.

Oleh karena itu, ia menyatakan harapan bahwa pemerintah Indonesia akan dapat memanfaatkan momentum untuk merumuskan agenda pembangunan demi memperkuat solidaritas dengan dunia internasional melalui berbagai bentuk kerjasama.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan perlunya tatanan global baru dan keadilan forum dari perayaan ulang tahun ke-60 Konferensi Asia Afrika (AAC) di Jakarta dan Bandung.

"Harus benar-benar menjadi pesan yang kuat, terutama tentang sebuah tatanan baru keseimbangan global dan keadilan," Presiden Jokowi mencatat selama pertemuan terbatas untuk membahas persiapan untuk AAC 2015 di kantornya, Jumat.

Hadir pada pertemuan terbatas itu Sekretaris Menteri Negara / Pratikno, Kepala Staf Presiden Luhut B. Pandjaitan yang merupakan ketua Komite Nasional peringatan AAC, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, dan beberapa Presiden Kepala Staf pejabat.

Kepala negara mencatat bahwa pidato dan menyambut alamat selama perayaan ulang tahun ke-60 dari AAC 2015 seharusnya tidak hanya menjadi sesuatu yang normatif atau yang biasa.

"Pidato-pidato atau pesan harus kuat dan menekankan pentingnya keseimbangan global dan keadilan global," Presiden menegaskan.

Sebelumnya, pada hari Kamis, Presiden Jokowi mengawasi beberapa lokasi untuk konferensi di Bandung dan mengatakan bahwa persiapan untuk acara tersebut 96 persen selesai.

No comments:

Post a Comment